INI BLOG PENEROKA FELDA ADMIN HANYA MENYOKONG GERAKKAN ISLAM ALIRAN SUNNAH WAL JAMAAH SAHAJA

"Felda untuk Felda dan Generasinya"
Orang luar boleh masuk tapi di bawah kuasa Felda ..
Bukanya masuk untuk menguasai Felda.

“Dalam Isu FELDA
Berkaitan Ketidak Puasan Hati,
Komplen Dan Rungutan
Didalam Blog Ini
Ia Terlebih Dulu Telah Dibawa Berunding
Diperingkat Rancangan

SABUN MADU KELULUT.

10 ARTIKAL TERKINI

CARIAN BLOG INI

Rabu, April 23, 2014

ZIKIR YANG MERUNTUHKAN ISLAM

Selepas kewafatan Rasulullah, abdullah bin mas'ud masuk ke dalam masjid dan mendapati beberapa sahabat sedang berzikir beramai2 dalam satu bulatan.
Lantas dimarahi oleh ibnu mas'ud, "celakalah kamu! Rasulullah baru sahaja pergi, dan kamu terus melakukan perkara yg tidak dilakukan baginda!?"
Syarah mengenai riwayat ini bukanlah bermaksud berzikir beramai2 itu salah dan bidaah terlarang, namun ibnu mas'ud lebih kepada marah kpd mereka kerana di saat mereka lebih ralit berzikir, ramai lg sahabat Nabi sedang menjalankan kerja2 Nabi yg sebenar iaitu berdakwah menyebarkan islam serta membantu khalifah abu bakr memerangi golongan murtad serta mereka yg enggan membayar zakat. Maka perbuatan para sahabat berzikir beramai2 itu dilihat mengkhianati Nabi s.a.w.
So aku nak relatekan dgn situasi hari ini. Punca kenapa kita tidak bersetuju dgn lambakan majlis qasidah ke majlis nyanyi2 ni ke bukan sbb kita x suka berselawat atau berzikir, tetapi ada benda lain yg lebih aula' perlu kita juangkan. Sebagai cth, kita sedang dalam rangka hendak melaksanakan hukum islam di malaysia, bermula di kelantan. Adakah golongan yg ralit melambai ini akan bangun berjuang bersama2 kami memastikan perjuangan Nabi yg sebenar iaitu menegakkan syariat islam ini tertegak? Atau masih leka melambai?
Sekadar ingatan utk kita semua terutamanya aku sendiri.
Ingatlah firman Allah dalam surah ali imran ayat 31, "katakanlah (wahai Muhammad) jika kamu mencintai Allah maka IKUTLAH AKU..."
Allah suruh kita ikut Nabi, dan Nabi tidak hanya berzikir. Geng asyik zikir ni la antara punca kerajaan abbasiyyah jatuh ke tangan monggol.

ooooooooooooooOOOooooooooooooooo


Pertama: Doa untuk meminta hajat kepada sahibul kubur, entah itu nabi, wali atau yang lainnya. Ini jelas syirik akbar. Allâh Ta'ala memerintahkan,

وَاسْأَلُواْ اللّهَ مِن فَضْلِهِ

Artinya: "Mohonlah pada Allâh sebagian dari karunia-Nya." Q.S. An-Nisa': 32.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mewanti-wanti,

إِذَا سَأَلْتَ فَاسْأَلْ اللَّهَ، وَإِذَا اسْتَعَنْتَ فَاسْتَعِنْ بِاللَّه

"Jika engkau memohon, mohonlah kepada Allâh. Dan jika engkau meminta pertolongan, mintalah kepada Allâh." H.R. Tirmidzi (hal. 566 no. 2514 dan beliau berkomentar, "Hasan sahih".

Imam Ibn Abdil Hadi (w. 744 H) menerangkan bahwa berdoa memohon kepada selain Allâh hukumnya adalah haram dan dikategorikan syirik, berdasarkan ijma' para ulama.[44]

Kedua: Menyengaja datang ke kuburan hanya untuk berdoa di situ, atau untuk ziarah kubur plus berdoa, dengan keyakinan bahwa doa di situ lebih mustajab, karena keistimewaan yang dimiliki tempat tersebut. Berdoa di situ lebih afdal dibanding berdoa di masjid atau rumah.

Potret ini mengandung unsur kesengajaan memilih kuburan sebagai tempat untuk berdoa. Dan ini tidak akan dilakukan melainkan karena dorongan keyakinan akan keistimewaan tempat tersebut dan keyakinan bahwa tempat itu memiliki peran dalam menjadikan doa lebih mustajab. Karena itulah jenis kedua ini menjadi terlarang dan dikategorikan bid'ah.

Tatkala berbicara tentang hukum shalat di kuburan, Imam as-Suyuthy menjelaskan, "Jika seorang insan menyengaja shalat di kuburan atau berdoa untuk dirinya sendiri dalam kepentingan dan urusannya, dengan tujuan mendapat berkah dengannya serta mengharapkan terkabulnya doa di situ; maka ini merupakan inti penentangan terhadap Allâh dan Rasul-Nya shallallahu 'alaihi wa sallam. Menyimpang dari agama dan syariatnya. Juga dianggap bid'ah dalam agama yang tidak diizinkan Allâh, Rasul-Nya shallallahu 'alaihi wa sallam, maupun para imam kaum muslimin yang setia mengikuti ajaran dan sunnah beliau."[45]

Ketiga: Berdoa di kuburan karena kebetulan, tanpa menyengaja. Seperti orang yang berdoa kepada Allâh di perjalanannya dan kebetulan melewati kuburan. Atau orang yang berziarah kubur terus mengucapkan salam kepada sahibul kubur, meminta keselamatan untuk dirinya dan para penghuni kubur, sebagaimana disebutkan dalam hadits.

Jenis doa seperti ini diperbolehkan. Hadits yang memotivasi untuk mengucapkan salam kepada penghuni kubur menunjukkan bolehnya hal itu.

Dalam hadits Buraidah bin al-Hushaib radhiyallahu 'anhu disebutkan,

أَسْأَلُ اللَّهَ لَنَا وَلَكُمْ الْعَافِيَةَ

"Aku memohon pada Allâh keselamatan untuk kami dan kalian." H.R. Muslim (II/671 no. 975).

Dalam hadits Aisyah radhiyallahu 'anha disebutkan,

وَيَرْحَمُ اللَّهُ الْمُسْتَقْدِمِينَ مِنَّا وَالْمُسْتَأْخِرِينَ

"Semoga Allâh merahmati orang-orang terdahulu kami dan yang akan datang." H.R. Muslim (II/671 no. 974).

Doa yang tidak ada unsur kesengajaan biasanya pendek, sebagaimana disebutkan dalam dua hadits di atas.

Jika ada yang ingin mempraktikkan doa jenis ketiga ini, sebaiknya ia mencukupkan diri dengan doa dan salam yang diajarkan dalam sunnah dan tidak menambah-nambahinya. Karena para ulama salaf membenci berdiam lama di kuburan.

Imam Malik (w. 179 H) berkata, "Aku memandang tidak boleh berdiri untuk berdoa di kuburan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Namun cukup mengucapkan salam lalu berlalu."[46]

Wallahu ta'ala a'lam.

Pesantren "Tunas Ilmu" Purbalingga, Rabu, 25 Mei 2011.

Penulis: Ustadz Abdullah Zaen, Lc., M.A.

Artikel www.muslim.or.id


Dari artikel Shalat dan Berdoa di Kuburan — Muslim.Or.Id by null


Stumble
Twitter
Digg
Facebook
Yahoo
Feed

Tiada ulasan:

kosong

Receive all updates via Facebook. Just Click the Like Button Below

Powered By Blogger Widgets

kosong